Jumat, 03 Oktober 2014

Tuhan Menyatakan Diri (Belajar dari tokoh Elia) (I Raja-raja 19:9-14)



Tujuan:Supaya anak-anak tahu bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat_Nya
Tokoh: Nabi Elia

                Elia adalah nabi Allah, atau juru biacaranya Allah. Melalui dialah, Allah menegur, mengingatkan, bahkan menghukum dosa umat-Nya. Khususnya pada saat itu Elia melayani dizaman raja Ahab dan istrinya Izebel. Dosa yang ada terjadi pada saat itu adalah penyembahan kepada berhala. WHY? Karena Ahab menikah dengan Izebel yang notabene adalah putri dari raja Sidon, penyembah berhala. Oleh karena itu, mungkin karena begitu cintanya kepada Izebel ia rela mengikuti apa yang diinginkan istrisnya, sehingga Ahab menyembah kepada berhala. Sebagaimana apa yang dilakukan oleh pemimpinnya demikian jugalah yang dilakukan oleh rakyatnya. Jadi, bangsa Israel sebagian besar juga menyembah berhala.

                Oleh sebab itu, Allah memerintahkan Elia untuk mengingatkan umat-Nya, khususnya dalam hal ini adalah kepada raja Ahab. Adapun salah satu hukuman yang Allah berikan yakni kekeringan. Nah dari sinilah kita dapat melihat bagaimana penyertaan Tuhan kepada Elia.
-          Ketika kekeringan terjadi, Tuhan menyuruh dia ke tepi sungai kerit. Dan di sana ia menerima supplay makanan dari Tuhan melalui burung gagak. Dari hal ini kita dapat belajar bahwa Allah bisa memakai apa saja, bahkan hal-hal yang tidak masuk akal untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya. Burung gagak dalam zaman PL adalah burung yang najis, tapi Allah justru memakai burung gagak. Kedua, burung gagak adalah pemakan daging, tapi ia tidak memakan roti dan daging yang ia bawa untuk nabi Elia.
-          Setelah dari tepi sungai kerit, Allah menolong Elia, melalui seorang janda miskin. Hal yang begitu mustahil menurut manusia. Tapi menunjukkan bahwa Ia bisa memakai apa saja demi kebaikan umat-Nya.
-          Peristiwa di bukit karmel, dimana Elia mengalahkan 450 nabi palsu. Sepertinya Elia masuk ke dalam gua buaya, tidak takut ancaman yang menghadapinya. Banyak orang yang tidak senang dengan dia terutama raja dan nabi palsunya. Tapi ia mengalahkan mereka melalui korban persembahan yang terbakar. Sekali lagi Allah menyatakan penyertaan-Nya kepada Elia.
Dari sekian banyak hal yang spektakuler yang dilakukan oleh Allah untuk menunjukkan penyertaan-Nya kepada Elia, Elia juga akhirnya mengalami kekuatiran. Apakah itu?

Setelah ia mengalahkan dan membunuh para nabi palsu tersebut, maka istri Ahab yakni Izebel berinisiatif dan berkomitmen untuk balas dendam. Maka Elia melarikan diri. Banyak orang berkata bahwa ia lari bukan karena takut mati, tapi karena merasa gagal, karena sebenarnya pada 19:4, ia justru minta mati. Pada 19:9-11, disana terjadi percakapan antara Allah dengan Elia.
-          Ketika Elia berada dalam gua, Allah bertanya kepadanya, “Apakah kerjamu disini, hai Elia?”
-          Elia menjawab (ayat 10).
Elia telah melakukan segalanya, berkerja dengan giat bagi Tuhan, menegur bangsa Israel yang menyembah berhala, menghancurkan berhala, bahkan membunuh para nabi palsu, dan kini nyawanyalah yang terancam untuk dibunuh. Apakah yang sebenarnya Elia kuatirkan. Ia memang tidak takut mati, tapi alangkah lucunya jika ia mati ditangan Izebel. Tradisi mereka di zaman PL, jika terjadi perang maka mereka menganggap yang berperang itu adalah Allah yang mereka sembah masing-masing. Jadi, jika salah satu pihak lawan kalah, maka mereka beranggapan bahwa alah yang mereka sembah itu yang kalah. Jadi, jika seandainya Elia mati ditangan Isebel maka dua hal yang terjadi:
-          Allah yang disembah oleh Elia dianggap kalah/mati
-          Menggoncangkan iman Israel lainnya, karena mereka melihat nabi Allah dapat dikalahkan oleh wanita dursila.
Dari kekuatiran atau perasaan yang ia alami tersebut, Tuhan datang dan menunjukkan sekali lagi kasi penyertaan-Nya kepada Elia. Ia menunjukkan bahwa Ia masih tetap menyertai Elia dan menolong dirinya sebagaimana Allah telah menolongnya sebelumnya. Sehingga Elia diberikan kekuatan sekali lagi oleh Tuhan untuk melayani.

 
Temans…
Sometimes, kita kadang dalam hidup ini seperti Elia. Ada kalanya kita begitu giat menjalani hidup ini, begitu giat untuk melayani, tapi ada satu masa kita mengalami keletihan, keraguan akan kepercayaan kita kepada Tuhan, dan mungkin kita berkata dimana Allah yang saya sembah selama ini.

Ada kalanya kita terus kuatir akan krisis ekonomi, krisis identitas diri, krisis dalam relasi, sehingga terkadang hal-hal ini mengalihkan perhatian kita. Saya tidak berkata bahwa kita tidak boleh kuatir, kita tidak boleh pesimis, kita tidak boleh ragu, bagi saya itu adalah satu hal yang wajar kita lakukan, dan disitu dapat terlihat bahwa kita jujur pada diri sendiri dan kita rela membawanya di hadapan Tuhan. Ketika kita sakit, dan kita meminta kesembuhan tapi Tuhan ternyata tidak memberikannya, terkadang hal ini menyebabkan keraguan, kekuatiran dalam diri kita.
-          Nabi Elia membawa kekuatirannya kepada Allah
-          Tomas siperagu
-          Petrus yang menyangkal Yesus 3 kali, karena kecewa dengan apa yang dilihatnya
Dari keadaan orang-orang seperti ini, justru Tuhan datang secara pribadi kepada mereka, dan menjamah hati mereka satu-persatu.
-          Elia dipulihkan karena Allah menunjukkan kasih-Nya sekali lagi kepada Elia
-          Kepercayaan Tomas dipulihkan, karena Yesus dengan belas kasihan-Nya, Ia rela menunjukkan tangan yang berlobang paku dan perut yang tertikam
-          Petrus dikuatkan kembali oleh sentuhan tangan kasih Allah

Refleksi:
  1. Tuliskan hal-hal apa saja dihidupmu yang membuat kamu kuatir?
  2. Langkah apa saja yang sudah kamu lakukan selama ini?

BUNGA BAKUNG
Bunga bakung di padang di hias oleh Tuhan
lebih indah dari pakaian kita
Burung pipit yang terbang diberi makan Tuhan
apalagi kita manusia
Sebab itu jangan kuatir tentang apapun juga
Bapa di Surga sanggup memlihara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar