Tujuan:Supaya anak-anak tahu bahwa Tuhan
tidak pernah meninggalkan umat_Nya
Tokoh: Nabi Elia
Elia
adalah nabi Allah, atau juru biacaranya Allah. Melalui dialah, Allah menegur,
mengingatkan, bahkan menghukum dosa umat-Nya. Khususnya pada saat itu Elia
melayani dizaman raja Ahab dan istrinya Izebel. Dosa yang ada terjadi pada saat
itu adalah penyembahan kepada berhala. WHY? Karena Ahab menikah dengan Izebel
yang notabene adalah putri dari raja Sidon, penyembah berhala. Oleh karena itu,
mungkin karena begitu cintanya kepada Izebel ia rela mengikuti apa yang
diinginkan istrisnya, sehingga Ahab menyembah kepada berhala. Sebagaimana apa
yang dilakukan oleh pemimpinnya demikian jugalah yang dilakukan oleh rakyatnya.
Jadi, bangsa Israel sebagian besar juga menyembah berhala.
Oleh
sebab itu, Allah memerintahkan Elia untuk mengingatkan umat-Nya, khususnya
dalam hal ini adalah kepada raja Ahab. Adapun salah satu hukuman yang Allah
berikan yakni kekeringan. Nah dari sinilah kita dapat melihat bagaimana
penyertaan Tuhan kepada Elia.
-
Ketika kekeringan
terjadi, Tuhan menyuruh dia ke tepi sungai kerit. Dan di sana ia menerima
supplay makanan dari Tuhan melalui burung gagak. Dari hal ini kita dapat
belajar bahwa Allah bisa memakai apa saja, bahkan hal-hal yang tidak masuk akal
untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya. Burung gagak dalam zaman PL adalah
burung yang najis, tapi Allah justru memakai burung gagak. Kedua, burung gagak
adalah pemakan daging, tapi ia tidak memakan roti dan daging yang ia bawa untuk
nabi Elia.
-
Setelah dari tepi
sungai kerit, Allah menolong Elia, melalui seorang janda miskin. Hal yang
begitu mustahil menurut manusia. Tapi menunjukkan bahwa Ia bisa memakai apa
saja demi kebaikan umat-Nya.
-
Peristiwa di bukit
karmel, dimana Elia mengalahkan 450 nabi palsu. Sepertinya Elia masuk ke dalam
gua buaya, tidak takut ancaman yang menghadapinya. Banyak orang yang tidak
senang dengan dia terutama raja dan nabi palsunya. Tapi ia mengalahkan mereka
melalui korban persembahan yang terbakar. Sekali lagi Allah menyatakan
penyertaan-Nya kepada Elia.
Dari sekian banyak hal yang spektakuler yang
dilakukan oleh Allah untuk menunjukkan penyertaan-Nya kepada Elia, Elia juga
akhirnya mengalami kekuatiran. Apakah itu?
Setelah ia mengalahkan dan membunuh para nabi
palsu tersebut, maka istri Ahab yakni Izebel berinisiatif dan berkomitmen untuk
balas dendam. Maka Elia melarikan diri. Banyak orang berkata bahwa ia lari
bukan karena takut mati, tapi karena merasa gagal, karena sebenarnya pada 19:4,
ia justru minta mati. Pada 19:9-11, disana terjadi percakapan antara Allah
dengan Elia.
-
Ketika Elia berada
dalam gua, Allah bertanya kepadanya, “Apakah kerjamu disini, hai Elia?”
-
Elia menjawab (ayat
10).
Elia telah melakukan segalanya, berkerja
dengan giat bagi Tuhan, menegur bangsa Israel yang menyembah berhala,
menghancurkan berhala, bahkan membunuh para nabi palsu, dan kini nyawanyalah
yang terancam untuk dibunuh. Apakah yang sebenarnya Elia kuatirkan. Ia memang
tidak takut mati, tapi alangkah lucunya jika ia mati ditangan Izebel. Tradisi
mereka di zaman PL, jika terjadi perang maka mereka menganggap yang berperang
itu adalah Allah yang mereka sembah masing-masing. Jadi, jika salah satu pihak
lawan kalah, maka mereka beranggapan bahwa alah yang mereka sembah itu yang
kalah. Jadi, jika seandainya Elia mati ditangan Isebel maka dua hal yang
terjadi:
-
Allah yang disembah
oleh Elia dianggap kalah/mati
-
Menggoncangkan iman
Israel lainnya, karena mereka melihat nabi Allah dapat dikalahkan oleh wanita
dursila.
Dari kekuatiran atau perasaan yang ia alami
tersebut, Tuhan datang dan menunjukkan sekali lagi kasi penyertaan-Nya kepada
Elia. Ia menunjukkan bahwa Ia masih tetap menyertai Elia dan menolong dirinya
sebagaimana Allah telah menolongnya sebelumnya. Sehingga Elia diberikan
kekuatan sekali lagi oleh Tuhan untuk melayani.
Temans…
Sometimes,
kita kadang dalam hidup ini seperti Elia.
Ada kalanya kita begitu giat menjalani hidup ini, begitu giat untuk melayani,
tapi ada satu masa kita mengalami keletihan, keraguan akan kepercayaan kita
kepada Tuhan, dan mungkin kita berkata dimana Allah yang saya sembah selama
ini.
Ada kalanya kita terus kuatir akan krisis
ekonomi, krisis identitas diri, krisis dalam relasi, sehingga terkadang hal-hal
ini mengalihkan perhatian kita. Saya tidak berkata bahwa kita tidak boleh
kuatir, kita tidak boleh pesimis, kita tidak boleh ragu, bagi saya itu adalah
satu hal yang wajar kita lakukan, dan disitu dapat terlihat bahwa kita jujur
pada diri sendiri dan kita rela membawanya di hadapan Tuhan. Ketika kita sakit,
dan kita meminta kesembuhan tapi Tuhan ternyata tidak memberikannya, terkadang
hal ini menyebabkan keraguan, kekuatiran dalam diri kita.
-
Nabi Elia membawa
kekuatirannya kepada Allah
-
Tomas siperagu
-
Petrus yang menyangkal
Yesus 3 kali, karena kecewa dengan apa yang dilihatnya
Dari keadaan orang-orang seperti ini, justru
Tuhan datang secara pribadi kepada mereka, dan menjamah hati mereka
satu-persatu.
-
Elia dipulihkan karena
Allah menunjukkan kasih-Nya sekali lagi kepada Elia
-
Kepercayaan Tomas
dipulihkan, karena Yesus dengan belas kasihan-Nya, Ia rela menunjukkan tangan
yang berlobang paku dan perut yang tertikam
-
Petrus dikuatkan
kembali oleh sentuhan tangan kasih Allah
Refleksi:
- Tuliskan hal-hal apa saja dihidupmu yang membuat kamu kuatir?
- Langkah apa saja yang sudah kamu lakukan selama ini?
BUNGA BAKUNG
Bunga bakung di padang di hias oleh Tuhan
lebih indah dari pakaian kita
Burung pipit yang terbang diberi makan Tuhan
apalagi kita manusia
Sebab itu jangan kuatir tentang apapun juga
Bapa di Surga sanggup memlihara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar